Sistem Outsourcing di Indonesia Bikin Miskin
Jakarta - Format outsourcing atau alih daya di Indonesia menuai protes keras dari Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal. Iqbal mengungkapkanoutsourcing membuat pekerja miskin. KSPI mendesak pemerintah segera menghapuskan sistem outsourcing dalam penyerapan tenaga kerja.Outsourcing dinilai sangat merugikan para buruh dan tenaga kerja.
Hasil survei KSPI menunjukkan, saat ini pelaku industri Hi-Tech, perusahaan besar seperti Toyota, Panasonic, Honda, dan sebagainya, sekitar 47% tenaga kerja yang diserap adalah outsourcing. Sementara untuk buruh intensif seperti untuk perusahaan garmen, makanan dan minuman, dsb, persentasenya jauh lebih besar. Tercatat 80% buruh pada perusahaan tersebut bukan adalahoutsource.
"Jadi mereka itu untuk apa bekerja, kalau mau jadi miskin. Outsourcing itubikin miskin," ungkap Iqbal dalam peluncuran 'Profil Pekerjaan Yang Layak Bagi Indonesia' di Hotel Le Meridien, Jakarta, Rabu (23/5/2012).
Iqbal menegaskan, guna mensejahterakan para buruh mau tidak mau dengan penghapusan eksploitasi kerja, guna menyetarakan kesejahteraan buruh non-outsourcing dan outsourcing.
"Outsourcing upahnya 20% lebih rendah dengan kerjaan yang sama, dan waktu kerja yang sama dengan yang bukan outsourcing," jelasnya.
Dia juga mencontohkan, bagaimana Gubernur Bank Indonesia sukses menghapuskan sistem outsourcingdalam penyerapan tenaga kerja untuk bank-bank di Indonesia seperti teller bank.
"Saya sudah bilang ke Menakertrans kalau Gubernur BI lebih pintar, Gubernur BI itu menyuruh pengangkatan teller untuk bank-bank bukan dari sistem outsourcing," tandasnya.
Selain itu, Iqbal mengungkapkan langkah yang harus diambil pemerintah adalah dengan menaikkan upah buruh. Jangan pula ada diskriminasi pemberian jaminan sosial dan pensiun kepada tenaga kerja.
Sumber :
http://finance.detik.com/read/2012/05/23/122742/1922659/4/sistem-outsourcing-di-indonesia-bikin-miskin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar